Dagelan Politik


P


oleh: Sriyanto

Politik ibarat drama sinetron. Ada panggung sandiwara. Ada berperan gembira. Ada yang kecewa. Ada yang terluka. Ada yang tertawa. Ada berwatak plonga-plongo. Ada berwatak tegas. Itulah wajah konstelasi 2024. Seperti dagelan politik. 



Semua terjadi pasti ada sutradaranya. Membuat sandiwara politik, sah-sah saja. Tapi Jangan merusak tatanan hukum dan demokrasi. Yang telah lama diperjuangkan untuk keadilan semua rakyat Indonesia. Hari ini publik membaca, hukum dibajak untuk kepentingan keluarga. Seperti kasus di Mahkamah Konstitusi, menjilma Mahkamah Keluarga. Ada dorongan Ketua MK untuk mundur.



Banyak mahasiswa protes atas kasus itu, bahkan terbaru ada yang melaporkan ke Komisi Pemberantasan korupsi (KPK). Karena ada unsur nepotisme keluarga. Saya kira laporan itu akan menguap begitu saja. karena keputusan itu tidak bisa di pidana. Hanya persoalan etika seorang Hakim. Hanya hukuman sosial yang berlaku, tidak memilih calon muda itu. Kalau tidak kehilangan akal sehatnya.



Saya tidak bisa membayangkan, jika terjadi konflik hasil pemilu 2024. Kemudian di adili oleh pamannya sendiri. Tentu ini sangat membahayakan negara demokrasi. Hukum dijadikan alat meraih kekuasaan.



Belum lagi masalah etika politik. Nama dan karir politiknya dibesarkan PDIP, pada akhirnya di calonkan partai Golkar tanpa mengundurkan diri. Memberikan pelajaran hilangkan politik keadaban. Tinggal menunggu saja ketegasan Ibu Mega pecat kader main dua kaki.



Sebagai orang biasa patut prihatin, melihat tingkah laku elit. Memaksa pemimpin instan. Pemimpin karbitan untuk memimpin negeri ini. Inilah resiko demokrasi, sebuah harapan bertarung secara sehat, tidak menipu rakyat. Waallaulam bishowab...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keputusan Berdampak

Jalan Dakwah Jalur Lomba

Bing Creator Image