Dansa Politik

Dansa Politik
Oleh: Sriyanto

Sudah bisa tebak sejak awal. Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan sebagian permohonan batas capres-cawapres. Batas usia 40 tahun atau pernah menjabat kepala daerah. Publik dibuat terkejut. Saya sendiri Jam  tiga sore, membaca berita diberbagai sumber putusan menolak permohonan. Setelah magrib lihat televisi ternyata permohonan itu di terima sebagian. Dengan demikian memberikan karpet merah pada Gibran untuk menjadi Cawapres terbuka. Sesuai tafsir saya pada tulisan dinasti politik benar terjadi.

Tak hanya publik terkejut, hakim MK saja dibuat bingung. Saldi Isra salah satu hakim yang beda pendapat. Menyampaikan dengan keras dan terbuka pada publik. Baru kali ini menjabat sebagai hakim putusan begitu cepat dan membingungkan, "Ujarnya.

Beliau cerita prosesnya, bahwa sebelumnya memutus perkara ini 8 hakim. Tanpa Usman Anwar karena di kwatirkan konflik kepentingan. Ada 6 hakim setuju menolak dan 2 menerima. Keputusan sudah bulat. Pada sidang terakhir Ustman Anwar hadir dalam rapat, tiba-tiba putusan itu berubah 180 derajat. Dengan menambah frase 'atau pernah menjabat kepala daerah'. Jelas ini akal-akalan Adik ipar Jokowi. Memang tidak merubah angka 40 tahun, tapi di tambah pernah menjabat kepala daerah ini mengarah pada Gibran. Dan nama itu disebut dalam sidang.

Putusan MK ini menambah norma baru. Jauh dari kewenangan MK. Penambahan hukum sejatinya milik pembuat Undang-undang. Seyogyanya lebih aman putusan MK itu diperuntukkan untuk 2029. Tapi inilah penjaga konstitusi roboh. Marwah MK dipertahankan demi kekuasaan politik. Sejarah akan mencatat MK terjebak politik dinasti. Tentu para hakim akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Tuhan atas ketidakadilan.

Bagaimana konsekuensi politik 2024? Jika Gibran mengambil kesempatan ini maju bersama Prabowo, maka akan terjadi 'perang dingin' (mengambil istilah Abah Dahlan) dengan PDIP. Statmen Megawati tadi malam sangat keras." Kalian jangan 'berdansa politik', tunjukan politik untuk kepentingan rakyat, bukan kepentingan sendiri,". Pernyataan ini bisa ditafsirkan pada Jokowi yang sikap tidak jelas. Mendukung Ganjar, tapi memberikan angin segar pada Prabowo. Tergambar saat relawan Projo mendukung Prabowo.

Rasanya dalam waktu dekat, Gibran dipanggil PDI-P tentang kejelasan sikapnya. Menerima pinangan Prabowo atau tegak lurus bersama PDIP. Jika memilih Prabowo, saya yakin Jokowi all out dengan kendaraan Projo dan PSI ketum anaknya sendiri.

Inilah politik yang disajikan Jokowi bagian 'dansa politik' demi status quo. Takut kehilangan jabatan. Dan mengahalalkan segala cara. Tak ada beda dengan Soeharto sindir Gunawan Muhammad. Waallaulam bishowab...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keputusan Berdampak

Jalan Dakwah Jalur Lomba

Bing Creator Image