Dinasti Politik

Oleh: Sriyanto

Beberapa hari ini muncul gerakan dukung Gibran maju menjadi Cawapres diberbagai daerah. Ada relawan Gibran for Indonesia. Ada Gibran Untuk Negeri (GUN). Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi). Satuan Relawan Indonesia Raya (Satria). Dan masih banyak relawan lainnya. Apa tujuan Gerakan massa ini? Bisa jadi dorongan serius agar Pak Prabowo meminang Gibran sebagai The Next Jokowi. Harapannya ada dinasti kekuasaan masuk di Istana. Bagi Prabowo sendiri agak risau, jika tidak mendapat dukungan Jokowi bisa membahayakan. Sudah ikut tiga kali momen pilpres kalah terus. Masak keempat kali kalah lagi, tentu tidak inginkan. Maka mencari dukungan Jokowi jadi pilihannya. Salah satu umpannya Gibran harus jadi Wapresnya. Gibran sendiri sudah menyatakan di medsos bahwa dirinya ‘dipinang’ Prabowo. Cuma terganjal usia.
Nah Gerakan massa ini juga sebagai sinyal menanti putusan Makhamah Konstitusi (MK). Untuk mengabulkan gugutan batas usia capres-cawapres dari 40 menjadi 35 tahun. Batas usia itu diatur dalam Pasal 169 huruf q UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Kabar burung yang beredar Ketua MK Anwar Ustman (Adik Ipar Jokowi) akan mengabulkan putusan itu. Ini artinya Gibran bisa melenggang dalam konstelasi politik 2024. Dimana saat ini usia 36 tahun. Meskipun banyak nilai Gibran hasil ‘karbitan’. Politik titipan.
Namun, Fenomena adanya gugatan di MK dan Gerakan massa Gibran the next Jokowi, terlihat Gerakan masif dan publik mencium ada kolusi politik. Terkesan dipaksakan. Padahal beberapa mantan ketua MK Mahfud, dan Jimlly berpendapat bahwa yang berhak mengubah pembuatnya, bukan MK. Tentu Marwah MK akan dipertaruhkan.
Jika keputusan MK mengabulkan putusan tersebut, dan Gibran jadi maju bersama Prabowo. Akan membawa konsekuensi politik bagi Gibran. Menurut Panda Nababan, Gibran otomatis keluar dari PDI Perjuangan. Etika politik akan dipertanyakan. Karena Gibran bisa jadi Walikota Solo diperjuangkan oleh PDIP. Dan menanyakan loyalitas Jokowi sebagai petugas partai. 24 karatkah mendukung Ganjar Capres PDIP? Atau Jokowi menutup mata, justru all out mendukung Gibran sebagai Cawapres?. Tinggal menunggu waktu catur yang dimainkan Jokowi.
Sedangkan ongkos politik bagi Prabowo, bisa jadi koalisi akan bubar. Karena yang diajukan selama ini Erik Thohir atau Airlangga. Ataukah semakin solid karena dapat restu Jokowi. Memang tidak bisa dipungkiri, saat ini Jokowi masih banyak relawannya. Dan punya alat kekuasaan untuk bisa digerakan memenangkan politik. Demi haus kekuasaan apapun bisa dilakukan demi dinasti politik. Waallhulam bishowab..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keputusan Berdampak

Jalan Dakwah Jalur Lomba

Bing Creator Image