Istiqomah

Ada pepata," Istiqomah itu berat, kalau ringan namanya Istirahat,". Bersikap Istiqomah memang butuh perjuangan. Butuh kesungguhan dan berpegang teguh pada nilai kebaikan. Tentu bukan hal mudah tapi banyak ujian, godaan dan tantangan tersendiri.


Saya punya cerita ada dua Jama'ah yang bisa bersikap Istiqomah. Saya salut dan angat topi pada beliau berdua. Satu Usianya sudah 74 tahun. Seorang pensiunan butuh pabrik. Meskipun sudah tua, tapi semangat belajar Al Qur'an luar biasa. Walaupun bacanya terbata-bata tak ada rasa minder dengan temannya. Terus Istiqomah mengikuti program Tahsin. Program ini sudah hampir tiga tahun. Sepekan sekali. Tapi tingkat kehadiran mengalahkan yang muda.


Pada awal program ini berjalan sekitar dua puluh orang yang mengikuti. Berjalannya waktu, mulai surut yang mengikuti. Alhamdulillah masih bertahan kurang lebih delapan orang. Apalagi dimusim hujan seperti ini godaan berat. Antara tetap mengaji atau istirahat.


Yang menjadikan saya ikut semangat mengaji adalah beliau. Saya rasanya malu, apabila sering absen. Beliau meskipun sudah tua masih tetap Istiqomah mengaji. Saya yang masih mudah sehat bugar, malas untuk mengaji. Semangat ini yang terus saya kobarkan agar tetap Istiqomah dalam kebaikan.


Jama'ah yang kedua, Istiqomah puasa Senin-Kamis. Usianya sudah 65 tahun. Sebagai marbot masjid. Hari-harinya selalu di Masjid. Hampir tak pernah putus puasa Sunnah, meskipun tak pernah sahur. Katanya sahurnya cukup air putih. Beliau ini menjadi penyemangat jama'ah lain. Saya sendiri berusaha meniru. Jika tidak ada halangan menjalankan Sunnah itu. Agar jama'ah lainnya mengikuti, masjid membuat program bukber Senin-Kamis.


Program ini sudah berjalan lima tahun. Dananya dari para donatur. Di jadwal secara pergantian untuk menjamin waktu bukber. Awalnya beberapa jamaah ikut bukber, meskipun tidak puasa. Tapi secara tidak langsung mengikuti meskipun tidak secara rutin. Paling tidak sikap keistiqomahan beliau menjadi teladan bagi lainnya.


Begitu juga dalam hal menulis. Agar tetap Istiqomah butuh energi besar. Butuh kekuatan hati. Selain itu juga butuh motivasi dari luar, khususnya komunitas atau lingkungan kita. Tentu bersyukur memiliki komunitas seperti rumah virus Literasi (RVL), saling memotivasi untuk menulis. 


Bersikap Istiqomah atau konsisten memang perkara yang berat. Akan tetapi ada sahabat atau orang yang memiliki visi hidup yang sama akan meringankan. Saya menganggap menulis bagian dari ibadah, sehingga setiap aktivitas tetap Istiqomah dijalanNya. Wallahu alam..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keputusan Berdampak

Jalan Dakwah Jalur Lomba

Bing Creator Image