Mencari Kebahagiaan

Pagi yang cerah ditemani secangkir kopi dan buku. Buku Karya M. Yusuf Fachrudin. Beliau pengajar di ponpes darul ulum Jombang. Bukunya patut dibaca oleh seorang Dai. Judulnya Materi Kultum yang lucu, menghibur dan mencerahkan. 

Buku ini cocok buat para Dai atau Ustadz. Apalagi menjelang Ramadhan, banyak para Ustadz atau Dai panen menerima orderan tausyiah saat tarawih atau kultum subuh. Agar isi tausyiah menarik dan memikat jama'ah perlu banyak membaca, tidak terkesan menoton. Apalagi tema ramadhan sering kali yang disampaikan sama dan diulang-ulang.

Dalam setiap pembahasan dalam buku itu, selalu di sisipkan kisah menarik dan mencerahkan kemudian dikorelasikan dengan Al Hadits. Jadi tidak langsung dibacakan Hadist secara teks, tapi dibuat bercerita. Lebih pada asbabun Nuzul hadistnya. Selain itu kisahnya penuh hikmah, apabila direnungkan secara mendalam.

Ada salah satu topik menarik diulas dalam buku ini. Judulnya tak usah risau mencari kebahagiaan (hal 32). Manusia modern ini saat kebanyakan sibuk kesana kemari mencari kebahagiaan. Ada yang mengukur kebahagiaan dengan harta. Kebahagiaan dengan anak. Kebahagian dengan pangkat. Sehingga mati-matian untuk memperoleh kebahagiaan itu. Padahal sesungguhnya kebahagiaan itu ada di sekeliling kita.

Beliau menuturkan kisah, percakapan seorang Ayah dan anak di tepi pantai. Sang Ayah bercerita pada anaknya, bahwa Air itu sangat penting bagi kehidupan. Dialog itu terdengar oleh seekor Ikan. Lalu Ikan berenang dari hulu ke hilir setiap bertemu ikan yang ditemui, "Hai, taukah kalian di mana air?. Aku mendengar percakapan manusia, tanpa air kehidupan akan mati."

Semua ikan yang ditemui, tidak mengetahui dimana air. Ikan itu semakin gelisah. Mondar mandir tak menemukan jawaban. Kemudian ikan itu menuju mata air bertemu Ikan tua yang berpengalaman. Bertanya hal yang sama, dimanakah Air? Ikan tua menjawab dengan bijak, "tak usah mencari kesana kemari, air ada di sekelilingmu. Namun kamu tak merasakan. Banyak ikan tak menyadari kehadirannya. Memang benar tak air tak akan hidup.

Sering kali manusia sama halnya seperti cerita Ikan diatas. Tak menyadari bahwa kebahagiaan sebenarnya sudah ada disekitarnya. Kebahagiaan dambaan setiap manusia. Tapi ingat bahwa meraih kebahagiaan tergantung sikap syukur atas segala nikmat yang Tuhan berikan. Sebab banyak orang punya harta banyak, tapi merasakan bahagia. Punya kedudukan dan pangkat tapi yang dirasakan kesusahan dan tertekan. 

Sebagaimana sabda Nabi, barangsiapa bersyukur atas segala nikmat akan ditambah nikmatnya. Dan barangsiapa yang kufur akan mendapatkan adzabNya. 

Itulah salah satu kisah dalam buku setebal 252 halaman yang menarik dan mencerahkan. Waallaulam bishowab...

Kedungturi, 05 Maret 2024



Komentar

  1. Mantab. Betul sekali kebahagiaan itu ada pada diri kita masing-masing dengan mensyukuri nikmat yang diberi Allah dan kita terap berusaha untuk menggapainya dengan ihtiyar, doa dan tawakal

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keputusan Berdampak

Jalan Dakwah Jalur Lomba

Bing Creator Image