Mengambil Ibro dari Nyamuk
Oleh: Sriyanto
Al Qur'an sebagai petunjuk manusia. Didalam Al Qur'an Allah memberikan banyak perumpamaan berupa binatang. Misalnya Lalat, semut, lebah. Gajah, Sapi dan lain sebaginya. Termasuk seekor nyamuk. Perumpamaan itu diharapkan memudahkan manusia untuk memahaminya dan mengambil hikmah dari perumpamaan itu. Begitu indahnya bahasa Al Qur'an.
Tentang seekor nyamuk, tertulis dalam surah Al Baqarah ayat 26:,"Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, “Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?” Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik,".
Melalui ayat ini Allah memberitakan bahwa Dia tidak pernah menganggap remeh sesuatu pun untuk dijadikan sebagai misal (perumpamaan), sekalipun sesuatu itu hina lagi kecil seperti nyamuk; sebagaimana Dia tidak segan-segan menciptakan makhluk yang kecil itu, Dia tidak segan-segan pula membuat perumpamaan dengan makhluk kecil itu, sebagaimana membuat perumpamaan memakai lalat dan laba-laba, seperti yang terdapat di dalam firman-Nya.
Nah kenapa Allah SWT membuat perumpamaan nyamuk? Bagi orang berpikir pasti bisa merenungkan kehidupan nyamuk dan mengambil hikmahnya. Coba kita amati ciri-ciri nyamuk dalam keseharian. Pertama, Nyamuk sering dianggap remeh bagi manusia, tapi nyamuk bisa membahayakan manusia. Manusia yang digigit Nyamuk demam berdarah, apabila tidak tertangani dengan baik akan mematikan manusia. Jangan sampai seperti nyamuk diremehkan atau tidak dibutuhkan masyarakat. Bahkan membahayakan orang lain. Semoga kita menjadi orang yang dirindukan orang lain. Selalu dibutuhkan masyarakat.
Kedua, Nyamuk kalau mengigit darah manusia sampai kenyang. Apabila Sudah kenyang tak bisa membawa badannya alias tidak bisa terbang. Apa yang terjadi mati dengan sendirinya. Bisa diambil ibronya, apabila makan jangan sampai kenyang yang membuat tidak bisa berjalan. Atau sebagai manusia jangan sampai kita bekerja hanya untuk menumpuk harta, tapi tidak digunakan dijalan Allah SWT bisa jadi kita mati dengan harta yang tidak bermanfaat. Ramadhan mengajarkan berlapar-lapar karena Allah. Dilatih untuk tidak makan sehari agar punya rasa peduli pada sesama. Harta bisa digunakan untuk dijalan Allah, tidak hanya untuk kepentingan sendiri.
Ketiga, Nyamuk hidupnya di malam hari. Siang hari tidak kelihatan berkeliaran. Seorang seperti nyamuk hidupnya dibuat keluyuran. Ditempat kemaksiatan. Diruang diskotik, cangkruan sampai malam. Pada siang hari malas bekerja. Sebagai orang mukmin seyogyanya menebar dimuka bumi untuk mengais rezeki, malam hari digunakan istirahat dan bangun malam hari qiyamullail lail.
Ketiga, Nyamuk itu hidupnya berawal di got atau comberan. Orang yang hidup ditempat-tempat kotor. Komunitas orang tidak sholih pasti membawa kemudharatan. Semoga kita tidak seperti nyamuk. Tapi sebaliknya kita suka kebersihan. Berkumpul orang sholih yang nantinya selalu dalam kebaikan.
Itulah sebuah gambaran orang fasik di perumpamaan oleh seperti nyamuk. Dan orang fasik itu dijelaskan oleh Allah SWT QS. Al-Baqarah 2:27: '(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah (perjanjian) itu diteguhkan, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.
Demikian ringkasan singkat tausiyah Ustadz Sholeh Drehem, M.Hi saat mengisi tausyiah di masjid Namira. Semoga kita mengambil ibro dari kehidupan seekor nyamuk. Waallaulam bishowab....
Kedungturi, 08 April 2024
Komentar
Posting Komentar