Mimbar Remaja
Panitia Ramadhan 1445 H Masjid Hikmatul Hakim memberikan panggung bagi Remaja masjid (Remas) untuk berperan aktif. Mulai dari mulai berbagi takjil, Bilal, imam sholat dan kuliah tuju menit (kultum) di waktu subuh.
Panitia memberikan slot waktu untuk Sobat Remas lima puluh persen. Rata-rata dari putra para jama'ah masjid Hikmatul Hakim. Tujuannya ada remas memiliki pengalaman berbicara didepan publik. Merancang materi kultum. Secara tidak langsung mendakwahinpada dirinya sendiri.
Tampil di mimbar masjid bukan perkara gampang. Apalagi dihadapan para jama'ah. Bisa jadi sebelum naik di mimbar hafal, tapi saat berbicara ngeblank. Dari pengalaman ini, sobat Remas sebelum tampil ada latihan. Perlu gladi kotor dan bersih. Sehingga saat tampil sudah tidak nerves lagi. Dan lancar menyampaikan materi kultumnya.
Nah, tadi subuh waktunya jadwal putra sulung saya. Yang masih SMP kelas 9. Saya minta waktu dua hari untuk mencari materi yang sesuai dengan keinginan. Saya sengaja tidak mendekte, biar ia punya pengalaman.
Setelah materi sudah terkonsep, tadi malam setelah tarawih saya latih sebentar. Meskipun persiapan belum maksimal. Tapi anaknya merasa sudah percaya diri. Saya sendiri merasa was-was, jika saat di mimbar diam seribu bahasa.
Alhamdulillah tadi subuh saat naik mimbar kultum, diluar ekspektasi. Bicaranya lantang. Menyampaikan tema libatkan Allah dalam segala hal. Saat menceritakan kisah Nabi Musa dengan Firaun tanpa membaca teks. Dan tanpa grogi. Sebagai orang tua sangat senang sekali. Para jama'ah sudah menyebutnya Pak Takmir Junior.
Penasaran isi materi kultum Subuh di masjid Hikmatul Hakim pagi sebagai berikut:
Libatkan Allah
Oleh: M. Aryan Dhiyaaul Haq
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillahi robbil 'alamin, wabihi nasta'iinu 'alaa umuuriddunya waddiin. Wassholatu wassalamu 'ala asyrafil mursaliin, wa 'alaa aalihi wa sohbihi ajmain. Amma ba'du. (pembukaan)
Pertama-tama, Alhamdulilah segala (syukur dan salam pada Nabi). Nabi Muhammad menjadi teladan dan semoga kita mendapat syafaat di akhirat kelak.
Jamaah yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Pada kultum singkat ini, saya ingin membahas tema Libatkan Allah dalam segala hal. Mentadabburi kisah-kisah dalam Al Quran. Yakni kisah perjalanan hidup Nabi Musa Alaihissalam
Kisah itu tercatat di dalam Al Quran surat thaha ayat 46 :
قَالَ لَا تَخَافَآ اِنَّنِيْ مَعَكُمَآ اَسْمَعُ وَاَرٰى ٤
qâla lâ takhâfâ innanî ma‘akumâ asma‘u wa arâ
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: : “ Dia (Allah) berfirman, “Janganlah kamu berdua khawatir! Sesungguhnya Aku bersama kamu berdua. Aku mendengar dan melihat.,”
Perkataan nabi Musa diabadikan di surat Asy - Syu’ara ayat 62 :
قَالَ كَلَّاۗ اِنَّ مَعِيَ رَبِّيْ سَيَهْدِيْنِ
qâla kallâ, inna ma‘iya rabbî sayahdîn
Artinya: Dia (Musa) berkata, “Tidak! Sesungguhnya Tuhanku bersamaku. Dia akan menunjukiku.”
Musa berkata sekali-kali tidak sesungguhnya bersamaku ada robku yang akan memberikan jalan kepadaku
Jamaah yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Dari Dua ayat diatas memberi kita sebuah nasehat bagaimana cara kita melibatkan Allah dalam urusan hidup kita. Kita belajar dari tadabbur surat Thaha ayat 46 dan As-Syuara ayat 62
Pertama cara melibatkan Allah dalam urusan kita itu sejak awal adalah pastikan bahwa yang Kita lakukan itu memang sesuatu yang ada hubungannya dengan Allah. Artinya kita melakukan sesuatu itu di jalan Allah fisabilillah, ketika kita fisabilillah berada di jalan, Allah baik dalam urusan karir, fisabilillah dalam urusan keluarga, fisabilillah dalam urusan apapun dalam hidup kita kalau kita fisabilillah niatnya itu karena Allah. Allah akan selalu terlibat kepada hamba-hambanya.
Kita coba renungkan Apa hubungannya antara yang kita kerjain dengan ibadah, Apa hubungannya antara yang kita kerjakan itu dengan dakwah misalnya dalam urusan karir coba dikuatkan niat bahwa Kalau saya sukses Insyaallah saya akan membantu orang lain Kalau saya sukses saya akan bersedekah, Kalau saya sukses saya akan menjadi orang yang lebih bermanfaat, artinya kita mengkonekkan antara Project dunia kita dengan Project akhirat kita dari situlah berarti kita fisabilillah
Jamaah yang dirahmati Allah
Cara yang kedua Tetap berharap dan berprasangka baik kepada Allah. Dalam kondisi apapun sesulit apapun kondisi kita, jika Allah terlibat maka Allah pasti akan menunjukkan jalan keluarnya.
Sekian kultum singkat yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfat dan apabila ada kesalahan saya mohon maaf
ihdinas sirotol mustaqim wassalamualaikum wr wb.
Kedungturi, 05 April 2024
Kereen. Sudah saatnya yg muda diberi panggung karena mereka yg akan meneruskan tongkat estafet dakwah kita. Tabik!
BalasHapusInggih Ustadz, waktunya pemuda Islam agen perubahan
BalasHapus