Mindset
Mindset
Oleh: Sriyanto
Menulis ibarat makan durian. Orang yang tidak suka makan durian, baunya saja membuat pusing kepala. Saya pernah mengalaminya. Sejak kecil tidak suka durian. Ada orang makan durian, perut rasanya mual dan kepala rasanya pening. Mungkin orang desa, tak mampu beli durian sehingga tak bisa merasakan. Yang lucu saat rumah tangga. Istri sangat suka durian, sebaliknya saya anti durian. Pernah suatu ketika dapat durian, saya minta makan di rumah mertua daripada saya yang mabuk.
Lambat laun, suatu ketika diajak makan teman sekolah. Tepatnya di WAPO Taman Dayu. Kebetulan milik wali murid sendiri. Tahu kalau ini Ustadz-Ustadzah yang mengajar anaknya. Jadi pelayangan istimewa. Makanan yang di suguhkan tidak sesuai pesanan. Melimpah ruah. Salah satu menu ada Juz dan kolak durian. Melihat kolak durian mindset otak saya langsung menolak.
Teman-teman saya, mencoba merayu cobalah sedikit biar tahu rasanya," kata teman. Kemudian saya melihat teman begitu nikmat makan durian. Rasanya ingin mencobanya, toh durian dibuat juz atau kolak. Saya berusaha merubah mindset. Harus mau makan durian. Saya hipnotis sendiri pikiran sampai alam bawah sadar, bahwa durian enak, tidak membuat pusing dan mual. Akhirnya saya beranikan diri untuk mencoba. Saya rasakan ternyata enak. Dan sampai perjalanan pulang tidak muntah. Seumur-umur baru itu tahu rasanya makan kolak durian.
Selanjutnya diajak jama'ah pergi Ponorogo diajak ke kebun durian. Disana di suruh milih sendiri sampai puas. Sayapun mencoba, Alhamdulillah tidak pusing dan tidak muntah. Justru sudah merasakan nikmatnya durian. Terasa ketagihan kalau musim durian. Sayangnya isi dompet tak bersahabat. He he he
Sobat pembaca, begitu pula dalam menulis. Jika mindset otak kita mengatakan tidak senang menulis, maka akan sulit mencobanya. Bahkan ada anggapan menulis itu sebuah pekerjaan berat dalam hidup. Banyak orang mengatakan lebih baik ceramah daripada menulis. Apabila kondisi demikian perlu diubah mindset. Mental blok harus dibongkar. Bahwa menulis itu mudah. Menulis itu hiburan. Menulis itu curahan hati. Menulis itu jalan dakwah. Sampai pada titik menulis itu kebutuhan.
Pernah membaca sebuah buku yang berjudul ,”The Scret Of mindset “(2008:4) yang ditulis Adi W Gunawan. Dalam buku itu dijelaskan bahwa Mindset adalah cara berpikir yang mempengaruhi perilaku, dan sikap seseorang. Yang pada akhirnya menentukan berhasil atau tidak seseorang.
Saya pernah punya mindset buruk pada buah Durian. Durian bisa menjadi 'racun' membuat pusing tujuh keliling. Padahal buah durian banyak disukai orang. Lezat rasanya. Bisa membuat orang ketagihan. Dalam perjalanan waktu Alhamdulillah saya bisa merubah mindset itu, pada akhirnya saya senang dengan durian.
Termasuk dalam hal menulis, saya mencoba merubah mindset bahwa menulis itu mudah. Pelan-pelan belajar menulis. Menulis apa saja. Ada kejadian apa saya tulisan. Pokoknya saya beranikan untuk menulis. Nah, ingin tulisan bagus saya cari inspirasi di kolom opini di Jawa Pos atau kompas. Dan sering membaca tulisan Abah Dahlan Iskan. Tulisannya mengalir seperti orang bercerita. Masih ingat saat zaman kuliah, saking ingin membaca tulisan Dahlan Iskan tentang ganti hati yang dimuat setiap hari secara berseri, saya harus tidak sarapan karena uangnya saya buat beli koran Jawa Pos. Tidak ingin ketinggalan cerita saat proses ganti hati di Tiongkok.
Lama kelamaan saya ingin menulis, dan tulisan itu saya kirim ke Majalah Al Falah Surabaya. Suatu ketika ada seorang teman berlangganan majalah Al Falah. Saya membacanya, lah kok tulisan saya dimuat. Waktu itu judulnya ' Anak Curang salah siapa?'. Saya merefleksikan dari sebuah film kemudian saya narasikan dalam bentuk tulisan. Tak lama kemudian ada seorang redaksi menghubungi, untuk dikirim rekening. Lalu ada trasferan masuk. Masyallah senang bukan main. Tulisan perdana yang dimuat di majalah Al Falah.
Bersyukur sampai saat ini Allah SWT masih memberikan kekuatan untuk bisa menulis. Saya anggap menulis bagian dari jalan dakwah. Menebar kebaikan lewat tulisan siapa tahu dari tulisan kita bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi orang lain. Maka itu akan menjadi amal Jayriyah. Saya menikmati menulis, seperti nikmatnya makan durian. Waallaulam bishowab...
Kedungturi, 01 Mei 2024
Komentar
Posting Komentar