Pesan Sang Guru
Bersyukur bertemu langsung bersama Ustadz Agung Cahyadi, MA dalam acara buka bersama guru dan karyawan YLPI Al Hikmah Surabaya. Sebelum berbuka, ada tausyiah yang sampaikan beliau dengan tema Istiqomah Dalam beribadah.
Hampir tiga belas tahun tak bertemu beliau. Awal bertemu beliau, saat pembinaan guru tahun 2011. Waktu itu saya awal diterima menjadi guru Al Hikmah melalui proses seleksi yang ketat. Nah, sebelum mengajar guru baru ditraining selama satu bulan setengah. Jadi sebelum mengajar harus digembleng dulu pada empat kompetensi guru.
Salah satu Nara sumber dalam pembinaan penguatan Ruhani yakni Ustadz Agung Cahyadi. Beliau saya kenal ahli fiqih. Dalam kajian selalu menggunakan dasar hukum Al Qur'an, Al Hadits dan pendapat para Ulama, khusunya empat Mazhab. Ketika menjelaskan suatu perkara, selalu dipaparkan masing-masing pendapat empat Mazhab. Jama'ah tinggal menentukan pilihan sesuai dengan hati nurani masing-masing. Meskipun saya bukan santrinya, tapi beliau saya anggap guru dalam beragama.
Dalam Tausyiah acara buka bersama, beliau menyampaikan kurang lebih seperti ini. Dalam hidup ini manusia menjalani kehidupan dunia dan akhirat.
Kehidupan di dunia manusia diminta untuk kerja yang terbaik. Hidup di dunia waktunya sangat singkat. Dengan waktu yang singkat itu sangat menentukan pada kehidupan selanjutnya.
Sedangkan kehidupan di akhirat tidak ada kewajiban tuntutan kerja. Akhirat kehidupan yang kekal atau abadi. Alam yang tanpa batas itu, sangat ditentukan di dunia. Kata orang bijak, dunia tempat menabur kebaikan bekal akhirat. Bekal akhirat itu namanya amal Sholeh.
Seyogyanya manusia beramal sholeh sampai akhir hayat. Tanpa putus. Tanpa jeda melakukan amal kebaikan sampai akhir hayat. Karena datangnya kematian, tidak ada yang tahu. Agar matinya dalam keadaan Khusnul khatimah harus Istiqomah dalam ibadah. Baginda Rasul bersabda,"Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya." (HR. Bukhari). Apabila seseorang itu Istiqomah dalam beribadah, maka akan siap dipanggil Allah SWT kapanpun.
Ada seorang sahabat yang bernama Sufyan bertanya pada Rasulullah Saw tentang Islam yang tak perlu penjelasan lagi. Maka Nabipun menjawabnya dengan bersabda: “katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah”. Dalam riwayat lain disebutkan : “Katakanlah: Tuhanku adalah Allah, kemudian istiqamahlah”.
Kata Istiqomah dalam bentuk amar yakni sebuah perintah. Dan ini menjadi karakter umat Islam. Mengapa demikian? Karena iman dalam diri manusia itu naik turun. Jangan sampai diakhir hayat tidak beriman. Atau menyatakan imam hanya diakhir saja dan itu terlambat. Sebagaimana kisah Firaun, ketika mau tenggelam dilaut merah, baru menyatakan beriman, tapi Allah SWT jawab sudah terlambat.
Bagaimana Cara agar tetap Istiqomah. Pertama, Jangan ibadah sekenanya. Beribadahlah dengan sungguh-sungguh. Karena Allah SWT. Kedua, Ciptakan lingkungan baik. Berkumpulah dengan orang sholih. Seorang baik buruk bisa dilihat dari temannya. Ketiga, Berdoa. Berdoa Senjata orang mukmin untuk memohon pertolongan pada Allah. Tidak yang bisa membolak-balik hati manusia kecuali hanya Allah SWT. Berdoalah terus agar selalu taat dijalanNya.
Itulah sekelumit pesan sang guru kami, semoga menambah pengetahuan dan memantapkan diri untuk selalu Istiqomah. Sehingga saat kembali kepada Allah dalam keadaan Khusnul khatimah. Waallaulam bishowab...
Kedungturi, 05 April 2024
Komentar
Posting Komentar