Visi Hidup
Visi Hidup
Oleh: Sriyanto
Ramadhan telah usai. Apakah semua kebaikan ikut berhenti? Tentu tidak. Sebulan penuh kita di didik Allah SWT harapan menjadi orang bertaqwa. Karena taqwa adalah bekal terbaik menghadap Allah SWT. Itulah tujuan akhir hidup kita. Tujuan atau visi hidup sangat penting untuk mengarahkan setiap langkah selalu bertaqwa.
Saya ilustrasi pentingnya tujuan atau visi hidup. Hal sederhana sering kita lakukan misalnya memesan gojek atau grab, pertanyaan apa yang muncul? Atau diminta mengisi apa? Pasti ditanya tujuan kemana? Baru bisa memesan gojek itu, dan baru diantar sampai tujuan. Begitu juga pesan barang di shoppe atau Tokopedia tidak bisa transaksi, kalau belum menuliskan alamat yang dituju. Begitu pentingnya sebuah tujuan. Alamat yang tepat akan sampai sesuai tujuan yang diharapkan.
Nah, sekarang coba renungkan kemanakah Tujuan hidup kita?. Al Qur'an memberikan petunjuk kita, dalam QS. Al Baqarah: 26 yang artinya : (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
Kata musibah bisa diartikan saat meninggal atau wafat. Berati ketika wafat akan kembali pada Allah SWT. Sejatinya kita milik Allah, akan kembali pada Allah SWT.
Pertanyaan yang muncul saat kembali pada Allah SWT bekal apa yang perlu kita siapkan? Tentu mengikuti apa yang ditugaskan hidup di dunia ini. Kemudian pertanyaan selanjutnya, tugas kita hidup untuk apa? Al Qur'an memberi petunjuk dalam Surat Az Zariyat Ayat 56: Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku,"
Tugas kita di dunia tak lain tak bukan hanya beribadah ada Allah SWT. Menurut para ulama, kata beribadah mengandung dua makna: ibadah maqdha dan ibadah ghoiru magdha. Ibadah maqdha bisa diartikan menjalin hubungan sama Allah SWT secara langsung. Seperti melaksanakan perintah sholat, puasa, zakat dan sebagainya. Sedangkan ibadah ghoiru magdha bisa diartikan semua aktivitas manusia diniatkan karena Allah akan bernilai ibadah. Setiap nafas kita selalu terpaut dengan Allah SWT. Mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Misalnya mencari nafkah dan membiayai sekolah anak, diniatkan investasi akhirat. Harapan keturunan kita ikut melanjutkan estafet dakwah dijalan Allah SWT.
Semua ibadah yang lakukan ini sebagai bekal menghadap pada Allah SWT di akhirat. Akhirat hidup kita selamanya. Menuju kesana butuh bekal yang kita persiapan di dunia ini sangat singkat. Dunia sangat menentukan ladang untuk akhirat.
Dalam Al-Qur’an memberikan informasi: “Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al-Hajj: 47).
Berdasarkan ayat di atas, bahwa satu hari di akhirat = 1000 tahun di dunia, sekarang mari kita hitung.1000 tahun dunia = 1 hari akhirat. Berati 24/1000 = 0,024 jam akhirat. Jadi bila umur manusia rata-rata 63 tahun, maka menurut waktu akhirat adalah 63×0,024 = 1,5 jam akhirat.
Ternyata hidup kita di dunia hanya sebanding 1,5 Jam di akhirat. Akhirat kehidupan yang sesungguhnya. Oleh karena itu mari kita perbanyak bekal di dunia menuju mudik di akhirat yang kekal. Di akhirat ada dua pilihan. Jika melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh Allah SWT sebagai reward masuk surganya. Namun, jika mengingkari akan dimasukkan neraka yang siksa amat pedih.
Ramadhan telah mentarbiyah diri kita, menjalin hubungan sama Allah SWT dan merajut silaturahim sama manusia baik. Seyogyanya terus kita pertahankan sampai sebelas bulan ke depan. Tanpa jedah. Tanpa putus. Bahkan sampai akhir hayat. Karena datangnya kematian, tidak ada yang tahu. Agar kembali pada Allah SWT dalam keadaan Khusnul khatimah. Itulah visi hidup yang sesungguhnya. Hanya satu Kembali pada Allah. Mari kita tanamkan pada diri dan keluarga, agar kelak masuk surga bersama. Waallaulam bishowab...
Kedungturi, 11 April 2024
Komentar
Posting Komentar