Penanaman Karakter
Penanaman Karakter
Oleh: Sriyanto
Di waktu santai saya buka Instagram, ada video menarik dan dapat diambil hikmahnya. Judul video itu 'Pilih Buku atau Batu Bata'. Rekaman video itu kondisi siswa sekolah dasar (SD) saat Camp di China. Salah satu kegiatan masing-masing siswa tangan kanan pegang buku dan tangan kiri pegang dua batu bata. Keduanya sambil diangkat keatas.
Nah, dalam waktu tertentu ada siswa yang sampai nangis. Mungkin sudah kecapekan dan tangan merasa berat pegang batu bata. Menangis beberapa menit diberikan. Lalu gurunya bilang sambil membentak pilih mana buku atau bata? Diulang sampai tiga kali. Sambil menangis siswa itu pilih buku.
Kemudian siswa diminta melepas batu bata. Seorang guru meminta bukunya dipegang dan menyuruh lihat cover buku itu. Covernya siswa sedang duduk dan membaca buku. Dengan nada keras gurunya sudah yakin pilih buku. Diulang tiga kali. Belajarlah dengan keras. Belajarlah dengan sungguh-sungguh.
Dalam batin saya, begitu 'keras' pendidikan di China. Sejak dini sudah di doktrin penanaman karakter. Media luar biasa melalui kegiatan Camp. Pentingnya belajar. Pentingnya kerja keras.
Saya pribadi setuju dengan kegiatan seperti itu. Siswa dibuat menangis atau berdarah-darah untuk menanamkan karakter pentingnya belajar. Apalagi tantangan mendidik generasi millenial saat ini yang dekat dengan Handphone. Yang memiliki pengaruh negatif malas belajar. Teringat pesan kesan Imam Syafi'i, " Jika Kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan,".
Semoga video pendek menjadi inspirasi buat kita. Menguatkan pentingnya belajar bagi anak didik kita. Bahkan buat kita sendiripun harus terus belajar. Belajar itu sepanjang hayat, tidak boleh berhenti sampai ajal menjemputnya. Sebagaimana sabda Nabi,"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim,”. (HR. Ibnu Majah).
Kedungturi, 03 Mei 2024
Komentar
Posting Komentar