Pendidikan Anti Korupsi

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI MELALUI BERKISAH
Oleh: Sriyanto 

Persoalan korupsi di Indonesia tak kunjung surut. Korupsi merupakan perbuatan yang merusak sendi kehidupan. Dampaknya memberangus hak-hak Masyarakat dalam aspek pendidikan, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Kasus terbaru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan AS selaku Kepala Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Kabupaten Sidoarjo sebagai Tersangka Korupsi. Terindikasi melibatkan Bupati Sidoarjo (KPK, 23/2/2024). 

Ada beberapa faktor penyebab melakukan korupsi. Pertama, sistem yang korup. Artinya lingkungan dan perangkat kerja yang menjadikan dirinya larut dalam perbuatan korupsi. Bisa jadi awalnya orang memiliki integritas, tapi terjebak dalam sistem yang mengharuskan berbuat korupsi. Kedua, keserakahan. Secara ekonomi sudah cukup bahkan berlebih, akan tetapi dengan kekuasaan bisa menambah hasrat keserakahan. Maka perlu adanya penindakan dan pencegahan. Penindakan dilakukan oleh para penegak hukum dengan memberikan hukuman yang maksimal agar bisa jerah. Namun tidak kalah pentingnya pencegahan sejak dini. Memberikan kesadaran pada anak bangsa bahaya dan dampak negatif. Oleh karena itu, penting untuk mengatasi korupsi sejak dini melalui pendidikan. 

Dalam tulisan ini mengulas paparan pendidikan anti korupsi sejak dini melalui berkisah. Salah satu upaya pencegahan dan membantu membentuk generasi muda yang berintegritas dan berkomitmen untuk mencegah korupsi. 
Berkisah  atau dongeng cara klasik yang mampu menjadi daya tarik dunia anak. Menurut Musfiroh (2005), berkisah bisa membantu anak perkembangan emosional, lebih dekat dengan anak dan mengenal dunia penuh imajinasi. sekaligus penanaman nilai integritas.

Agar  kegiatan  berberkisah  dapat  sesuai  dengan  tujuan yang  diharapkan  perlu  usaha  secara sungguh-sungguh  dan  dilaksanakan  secara  rutin  dan  berkesinambungan. selain itu dibutuhkan kesadaran berkisah perlambang  cinta dan kasih-sayang guru terhadap muridnya, dan orang tua pada anak-anaknya. Dengan berkisah akan terbangun hubungan kedekatan pendidik dan anak didik, juga orang tua dan anak-anaknya.

Ada beberapa hal bagaimana kisah-kisah anti korupsi dapat menjadi alat pendidikan yang kuat. Pertama, Kisah tentang Pahlawan Anti Korupsi: Mengenalkan tokoh-tokoh pahlawan anti korupsi. Contohnya, berkisah tentang tokoh bangsa yang hidup sederhana, seperti Moh. Hatta, Ir. Soekarno, Moh. Yamin dan lain sebagainya. Selain itu bisa berkisah tokoh dunia yang berjuang melawan korupsi, seperti Mahatma Gandhi, Nelson Mandela, atau pejuang anti korupsi lokal yang mungkin dikenal oleh anak-anak. Kisah-kisah ini dapat mengilhami generasi muda untuk mengikuti jejak para pahlawan berperan aktif dalam melawan korupsi.

Kedua, Kisah tentang Dampak Korupsi. Kisah-kisah yang menggambarkan dampak negatif korupsi pada individu dan masyarakat. Misalnya, Dana untuk operasional atau pembangunan sekolah di korupsi. Dampaknya pelayanan sekolah tidak optimal dan pembangunan terkendala merugikan siswa dan guru.

Ketiga. Kisah Interaktif dan Partisipatif. Selain membacakan kisah-kisah, pendidik dapat mendorong anak-anak untuk berpartisipasi dengan membuat kisah-kisah mereka sendiri tentang integritas, kejujuran, dan perjuangan melawan korupsi. Ini dapat menjadi proyek kolaboratif yang melibatkan siswa dalam pemahaman lebih dalam tentang nilai-nilai etika. Bisa dijadikan bahan projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5).

Jika beberapa hal diatas dilakukan, pendekatan berkisah dalam pendidikan anti korupsi dapat menginternalisasi nilai-nilai integritas dan kejujuran. Upaya itu bagian ikhtiar membentuk generasi muda berintegritas dan mencegah korupsi. Wallahualam bishowab…


Surabaya, 27/02/2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keputusan Berdampak

Jalan Dakwah Jalur Lomba

Bing Creator Image