Puasa Memperkokoh Karakter Bangsa

*Puasa Memperkokoh Karakter Bangsa*
Oleh: Sriyanto

Puasa kita, tak terasa sudah masuk di sepuluh akhir. Rasanya baru kemarin kita berpuasa. Nilai apa saja yang bisa kita ambil dari berpuasa? Sudahkah kita merasakan dampkanya dari berpuasa? Pertanyaan yang patut menjadi refleksi buat diri kita.

Apabila kita mau merefleksikan, ada beberapa nilai karakter dalam berpuasa. Pertama, Karakter jujur. Puasa adalah ibadah yang sangat privasi. Artinya hanya diri kita dan Allah yang tau. Apakah diri berpuasa atau tidak. Seseorang sendirian di rumah makan, tidak ada orang tahu, kalau tidak berpuasa. Berbeda dengan ibadah sholat, orang bisa mengetahui kita sholat atau tidak. Ibadah haji atau umroh, orang mengetahui kita sudah haji atau umroh. Nah, dalam berpuasa kita dilatih bersikap jujur pada diri sendiri. Walaupun orang lain tidak tahu, tetapi Allah Maha Tahu tentunya dengan dasar Iman. Jika selama sebulan digembleng dengan sikap jujur, maka semakin kokoh karakter Jujur pada diri kita. Karakter jujur sangat dibutuhkan bangsa ini. Banyak orang yang hebat dan pintar, tetapi tidak jujur dampaknya akan merusak sendi kehidupan.

Kedua, Karakter disiplin. Puasa mengajarkan kita disiplin waktu. Berdasarkan syariat, puasa adalah menahan makan, minum dan hal-hal lainnya. Mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Artinya bahwa kita berpuasa ada waktu yang ditentukan. Walaupun tinggal satu menit untuk berbuka, karena belum waktunya berbuka. Maka kita tidak boleh berbuka. Termasuk waktu imsak saat sahur. Ini artinya kita dilatih disiplin terhadap aturan itu. Jika kita sudah terbiasa disiplin waktu saat puasa, akan menjadi sebuah karakter. Karakter disiplin sangat dibutuhkan dalam dunia kerja manapun, baik bidang pendidikan, perusahan, aparatur pemerintah dan lain sebagainya.

Ketiga, Karakter Peduli. Di bulan Ramadhan, selain perintah berpuasa, juga dianjurkan untuk bersedekah kepada anak yatim piatu, orang miskin (duafa), orang yang banyak hutang, atau orang yang berjuang di jalan Allah. Hal ini mengandung arti bahwa di bulan Ramadhan tak sekedar berpuasa untuk membangun kesalehan individu. Tetapi dengan berpuasa kita merasakan bagaimana rasanya lapar dan haus itu. Sehingga muncul rasa peduli terhadap kaum fakir miskin. Sikap peduli itu akan membangun kesalehan sosial. Peduli tehadap realitas sosial yang ada. Bangsa ini membutuhkan karakter peduli pada sesama manusia, tanpa membedakan ras, suku, dan agama.

Keempat, Karakter tidak rakus. Puasa mengajarkan kita tidak rakus alias tamak. Ketika berbuka puasa, biasanya begitu banyak menu yang disediakan. Mulai dari kolak, Es, Kurma. Belum makanan lainnya. Seolah-olah ketika berbuka bisa menghabiskan semua makanan itu. Namun apa yang terjadi, terkadang cukup dengan es segelas, dan makanan sepiring sudah kenyang. Ada sebuah nilai pendidikan bahwa manusia memiliki sifat merasa kurang, ada sikap rakus sehingga menghalalkan segala cara (berbuat korupsi). Padahal harta yang dimakan, ibarat sepiring nasi sudah cukup. Realitanya banyak pejabat tersangkut korupsi, padahal sudah kaya raya, tetapi hatinya memiliki sifat rakus dan tamak. Nah, puasa mengajarkan kita agar memiliki karater tidak rakus, mensyukuri apa yang kita miliki.

Kelima, Karakter cerdas. Nuansa bulan puasa adalah nuansa ilmu. Majelis ilmu ada dimana-mana. Di Masjid ada kultum saat tarawih dan subuh. Di sekolah ada pesantren Ramadhan, memantabkan nilai-nilai agama. Di televisi juga menyediakan acara Tausyah Ramadhan. Jika hal itu dimanfaatkan dengan baik, akan menambah khazanah ilmu pengetahuan. Dan semakin mencerdaskan masyarakat dalam ilmu agama. Kalau masyarakat sudah cerdas, akan mudah memahami dan menyelesaikan masalah hidupnya.  
 
Itulah beberapa nilai karakter yang bisa kita dapatkan dalam berpuasa. Nilai karakter itulah menjadi perhatian serius dalam dunia Pendidikan dalam membangun karakter peserta didik. 

Menjadi sebuah keyakinan bahwa keberhasilan dalam dunia pendidikan terletak sejauh mana membangun karakter bangsanya. Puasa adalah salah satu media pembentukan karakter, Jika karakter jujur, disiplin, peduli, cerdas dan tidak rakus melekat pada diri, maka akan memperkokoh karakter bangsa ini. Waallahu alam bishowab …

Kedungturi, 31 Maret 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keputusan Berdampak

Jalan Dakwah Jalur Lomba

Bing Creator Image