Mengokohkan Keluarga

Mengokohkan Keluarga 
Oleh: Sriyanto 


'Mengokohkan keluarga sama halnya mengagungkan kebesaran Allah SWT'
(Ust. M Sholeh Drehem)

Pendidikan dan latihan di Al Hikmah Surabaya tak hanya aspek pada kompetensi dan pedagogik. Tapi pada aspek kepribadian dan sosial menjadi garapan serius.

Kepribadian guru menjadi hal penting dalam menjalankan keprofesiannya. Salah satunya dalam berkeluarga. Keluarga unsur terpenting bagi seorang guru. Jangan berharap pembelajaran di kelas optimal, jika urusan keluarga belum tuntas.

Bersyukur kemarin dapat ilmu dan nasehat dari Ustadz M Sholeh Drehem yang tidak asing di telinga kita. Seorang Dai di Jawa Timur dan Founder Sekolah Tinggi Dakwah Komunikasi Islam (STDKI) di Surabaya.

Beliau menyampaikan ukuran sukses bagi guru, tak cukup mengantarkan sukses muridnya. Tapi harus sukses mengantarkan anak-istri-bapak Ibu-mertua menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah. Hal ini penting mengokohkan keluarga sama halnya mengagungkan kebesaran Allah SWT (baca: QS. Ar Rum: 21).

Kemudian beliau memberikan nasehat, menyitir sebuah hadits, ada tiga macam orang yang dijamin Rezekinya dan ketika mati masuk surga. Siapakah tiga orang itu? Pertama, Orang yang pulang ke rumah menyebarkan salam, senyum, kedamaian dan ketenangan dalam keluarga. Bagi seorang guru hendaknya pulang dari sekolah menyapa istri dan anaknya dengan senyuman, meskipun banyak masalah dan pekerjaan di sekolah. Bagaimana menyikapi di rumah bagaikan baiti jannati. Bersikap seperti ini bukan perkara mudah, tapi perlu di coba.

Sebagaimana di contohkan Baginda Rasul ketika datang di rumah bertemu istrinya selalu tersenyum, terkadang tertawa dan mencium keningnya. Romantis dalam keluarga menjadi energi positif bagi seorang guru. Bisa menghilangkan lelah, capek dan pikiran jernih kembali.

Tentu dalam keluarga tak lepas dari berbagai masalah. Keluarga Rasulullah Saw juga diuji masalah. Misalnya kecemburuan Asiyah, pada istri Rasul lainnya. Begitu Rasulullah Saw difitnah dengan Aisyah (baca: sirahnya). Namun, Allah SWT langsung mengingatkan melalui Ayat-ayatnya. Nah, sedangkan kita jika ada masalah keluarga tidak ada yang mengingatkan. Yang bisa dilakukan terus-menerus membaca Al Qur'an agar muncul solusi dari Allah SWT," Ujar beliau.

Kedua, Jadikan masjid menjadi rumah kedua. Begitu besar masalah yang kita hadapi, tak mampu diselesaikan secara akal. Datang ke masjid sholat dan minta sama Allah SWT. Sampaikan semua keluh kesah alias curhat pada Allah, jangan curhat pada manusia justru menambah masalah. Masjid adalah rumah orang beriman dan menjadi benteng menghadapi masalah.

Ketiga, jika keluar rumah niatkan Fisabilillah. Semua aktivitas di kantor atau di sekolah niatkan karena Allah SWT. Libatkan Allah setiap langkah kita, Insyaallah setiap menghadapi siswa dan orang tua akan mendapatkan pertolongan dari Allah SWT.

Menurut beliau, sukses mengantarkan siswa dan anak ada dua hal: pertama, pastikan anak sholat tetap waktu tanpa di suruh. Kedua, pastikan anak baca Al Qur'an tanpa di suruh. Kedua pekerjaan itu butuh kesabaran yang tinggi. Tidak artinya sukses dunia, tapi saat kita mati tidak ada yang mendoakan. Bukankah doa anak Sholih kita harapkan nanti?.

Itulah ilmu dan refleksi diri materi Diklat yang kemarin saya dapatkan, semoga bermanfaat dan membawa keberkahan. Waallaulam bishowab...

Kedungturi, 05 Juli 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keputusan Berdampak

Jalan Dakwah Jalur Lomba

Bing Creator Image