Postingan

Cinta Riset

Gambar
dokumen pribadi: kiri Kurniawan, tengah Yanu dan kanan Ghazali Cinta Riset  Oleh: Sriyanto  Cinta bisa membuat orang tergila-gila Pengalaman adalah guru terbaik. Pengalaman para peneliti BRIN menjadi motivasi tersendiri bagi pembina karya ilmiah. Sesi Bincang Bareng Peneliti BRIN dikemas dengan berbagi pengalaman terbaik dalam dunia riset. Peneliti BRIN yang hadir yakni Dr. Muhammad Ghazali, Yanu Adi Prasetya, Phd. dan Dr. Kurniawan. Insight dari Pak Ghazali, Pertama menjadi pembina KIR harus pemicu alias pemantik agar siswa senang dalam meneliti. Misalnya pemantik mendapat juara dalam lomba OPSI (Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia) sangat bermanfaat untuk studi lanjut sekolah terbaik.  Kedua, Iqro atau membaca. Pembina dan siswa harus senang membaca. Riset terkait erat dengan literatur dan membaca realita sosial. Ketiga, menjaga niat dan minat dalam meneliti. Meskipun sering gagal dalam lomba, tidak boleh putus asa. Tapi terus berkarya untuk kemanfaatan ma...

Peneliti-Networking

Gambar
Dokumen pribadi: Dr. Muhammad Ghazali (BRIN) menyampaikan materi. 'Ilmu adalah cahaya yang menerangi hati dan pikiran'  (Imam Syafii). Ilmu sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan ilmu hidup menjadi bahagia dan mulia. Tanpa ilmu hidup tak terarah. Tanpa ilmu hidup menjadi sia-sia.  Memperoleh ilmu bisa darimana saja. Dan di mana saja. Dan dari siapa saja. Jangan melihat siapa yang menyampaikan, tapi apa yang disampaikan. Dua hari ini belajar bersama orang-orang hebat di bidang riset. Bersyukur diberi kesempatan mengikuti pelatihan Karya ilmiah Remaja. Yang di selenggarakan oleh SMA IIBS Batu Malang kerjasama dengan BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional). Mulai tanggal 5-9 Mei 2025. Ada dua kelas: kelas siswa dan guru pendamping Karya Ilmiah Remaja (KIR). Menjadi pembelajar, hal utama yang harus di tata niatnya. Meskipun saya sendiri sebagai pelaku dan pembimbing KIR harus mengosongkan gelas. Membuka gelas itu dengan lebar agar mendapat ilmu baru dan inspirasi y...

Dua Kebahagiaan

Gambar
Dua kebahagiaan  Oleh: Sriyanto  Di awal Ramadhan ini, saya merasakan dua kebahagiaan yang patut bersyukur pada illahi. Pertama, Kebahagiaan bersama Bapak awal ramadhan. Bersyukur awal ramadhan bisa pulang kampung, menemani bapak berbuka dan sahur bersama. Biasanya setiap tahun, tidak bisa pulang karena masih punya amanah di Masjid untuk mengawal kegiatan ramadhan. Alhamdulillah tahun ini panitia ramadhan sudah bisa mengatasi kegiatan sesuai dengan tugas masing-masing.  Teringat materi Prof. Badri tentang strategi manajemen. Bahwa seorang leader harus punya kemampuan manajemen. Tolak ukur strategi manajemen berhasil, seorang leader tanpa hadir, Organisasi itu sudah berjalan sendiri karena strategi manajemen yang dibuatnya sudah berjalan. Tahun ini kepanitiaan ramadhan saya beri kewenangan penuh untuk membuat program dan pembagian tugasnya. Saya hanya mengontrol dan mendukung kegiatan itu. Sehingga kesempatan ini bisa ke 'Banglades' bangsa Lamongan desa. Saya niatkan saat ...

Puasa sebagai Pendidikan Diri dan Keluarga

Puasa sebagai Pendidikan Diri dan Keluarga  Oleh: Sriyanto  Dalam sistem pendidikan ada input-proses-output. Input adalah siswa. Prosesnya sekolah mendesain kurikulum, membuat program kerja dan menyiapkan guru berkualitas. Harapannya output lulusan memiliki akhlaq baik dan prestasi optimal. Dalam prosesnya paling tidak ada tiga tipe siswa di sekolah. Tipe A mengikuti proses pembelajaran di sekolah ala kadarnya. Tipe B sikap biasa-biasa saja, tapi punya target akademis bagus. Tipe C, sikap atau akhlaq pada guru luar biasa, ikut berbagai macam organisasi sekolah dan memiliki target akademis bagus. Karena Ia memiliki visi atau keyakinan kuat bisa Lulus sesuai apa yang diharapkan sekolah. Ilustrasi diatas, dapat dianalogikan dalam menjalani puasa di bulan suci Ramadhan. Islam harus kita yakini sebagai agama yang paling pari purna. Sebagaimana dalam Al Qur'an surah Aali-Imran 3:19 اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ ۟ ,,, Artinya:"Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Isla...

Vibes

Vibes Oleh: Sriyanto  Bulan-bulan ini masa penerimaan siswa baru. Berbagai sekolah mengeluarkan jurus jitunya untuk menarik siswa. Bagi orang tua yang punya anak yang melanjutkan jenjang berikutnya mulai untuk menjelajahi sekolah yang diinginkan. Saya sendiri termasuk yang punya anak masuk jenjang SMP. Bagi saya memberikan ruang demokrasi dalam memilih sekolah itu sangat penting. Jangan sampai orang tua memaksa, tapi anak kurang nyaman. Ketika saya tanya, "Mas Hanif (putra kedua) ingin sekolah dimana? Saya ingin mondok Abi," Jawabnya. Apa alasannya, Mas Hanif, saya tanya balik. Jawabnya," biar Vibes".  Anak zaman now kalau ditanya, bahasanya jarang kita dengar. Atau mungkin saya kurang gaul he he he. Mendengar jawaban itu membuat saya penasaran. Saya coba cek, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "vibes" berarti atmosfer atau suasana yang berhubungan dengan perasaan imajinatif. "Vibes" merupakan bentuk jamak dari kata "vibe" yang b...

Pahlawan Masa Kini

Pahlawan Masa Kini (Refleksi Hari Pahlawan) Oleh: Sriyanto 10 November momen bersejarah bagi bangsa Indonesia. Ulama, santri dan rakyat jelata bersatu padu mempertahankan kemerdekaan. Khususnya arek-arek Suroboyo berjuang mengusir penjajah. Hari itu dikenal dengan Hari Pahlawan. Setiap tanggal 10 November warga Surabaya telah memperingatinya, guna mengingat kembali semangat juang para pahlawan yang mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan Indonesia. Hari ini SMP Al Hikmah Surabaya telah memperingati hari pahlawan. Di Surabaya tahun 1945, semangat itu terbakar dalam pertempuran heroik yang mempertahankan harga diri bangsa. Semangat itulah harapannya terwarisi bagi generasi masa kini. Bagi pemuda masa kini, Hari Pahlawan tak hanya sekadar seremoni semata, tapi sepatutnya menjadi renungan dan bertanya pada diri sendiri tentang bagaimana menjadi pahlawan di era masa kini?. Di zaman sekarang, peran pahlawan sudah bergeser. Pemuda kini tidak lagi dihadapkan dengan peperangan fisik melawan penja...