Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2024

Two Award

Gambar
Two Award  Oleh: Sriyanto  Saat acara Ceremony Award hati rasanya berdebar-debar. Ada kwatiran hasil luar Ekspektasi. Oang tua sangat berharap mendapat medali di bawah pulang pada event IID 2024 yang diselenggarakan INNOPA. Tepat pukul 09.00 acara dimulai, dibuka langsung oleh Dinas pendidikan Provinsi Bali dan Direktur INNOPA. Pertama kali yang di umumkan kategori special Award. Dalam layar panggung tak ada nama Tim Al Hikmah. Sesi Bronze medali, Yang dipanggil pertama SMPN 1 Surabaya. Batin saya produknya bagus, dan prediksi saya dapat Gold, tapi karya sebagus itu dapat perunggu. Hati semakin deg-deg an.  Pengumuman selanjutnya Silver Award. Ada lima peserta yang mendapatkan medali ada dari Malaysia, Thailand dan Indonesia. Dua wakil Indonesia dari SMP N 1 Sedati dan SMP Sain Al Qur'an Jogyakarta. Nama tim Al Hikmah Surabaya tidak ada lagi semakin deg-degan lagi. Saatnya Gold Award, dibacakan ada lima tim yang mendapatkan medali emas. Saya lihat dengan seksama dilayar

Inventors

Gambar
Inventors  Oleh: Sriyanto  Event IID 2024 hari kedua, penjurian spesial Award dan saling mengunjungi pameran karya. Lembaga INNOPA kerjasama dengan lembaga riset internasional. Ada dari Hongkong, China, Thailand, UEA dan Rusia.  Peserta dari Internasional di Award langsung oleh lembaga riset diatas. Sedangkan peserta dari Indonesia mendapat Award dari INNOPA sendiri. Suasana begitu meriah ketika ada diantara peserta dari Thailand, Hongkong mendapatkan Award. Standing Applaus di berikan begitu meriah. Yang saya tahu dari posternya ada yang membuat obat multivitamin dari beberapa ramuan. Sedangkan dari Hongkong membuat alat teknologi dikolaborasikan dengan AI untuk mendiagnosa penyakit epilepsi. Karya dan inovasinya luar biasa. Saat mengunjungi beberapa pameran karya dari Indonesia banyak yang menarik dan menjadi inspirasi. Ada yang membuat sunscrin dari kulit manggis dan buah naga. Ada membuat pasta gigi dari daun Unggu. Ada yang membuat alat teknologi menyajikan minuman dan

Clap Limif

Gambar
Clap Limif Oleh: Sriyanto  IID 2024 hari pertama acara ceremony dari panitia. Sebagai simbol pembukaan perwakilan masing-masing negara maju diatas panggung. Yang menarik tanda di mulai kompetisi menabuh bambu. Dalam bahasa Jawa lalar. Teringat di desa saat bulan ramadhan, ada lalar keliling membangunkan orang untuk sahur. Hal ini menunjukkan kearifan lokal budaya bangsa. Setelah ceremony baru dimulai penjurian. Tim dari SMP Al Hikmah Surabaya memakai kostum khas Arek Suroboyo. Baju Cak, pakai blangkon dresscod hitam. Judul penelitian Utilization Of Nanophospor From Catfish Bone Waste As Liquid Mikroorganisme Fertilizer. Intinya pemanfaatan tulang Ikan Lele untuk pupuk organik. Diberi nama pupuk Clap limif. Untuk dewan juri satu dari lokal dan satu dari Internasional. Karena model pameran, dewan Juri berkeliling. Jam 10.30 wib satu Juri baru menuju stand. Juri pertama dari Jakarta. Tidak banyak pertanyaan, cukup ditanya apa perbedaan dengan pupuk NPA. Tingkat kesuburannya.

IID 2024

Gambar
IID 2024 Oleh: Sriyanto  Bersyukur hari ini dapat kesempatan mendampingi siswa dalam kompetisi Indonesian Inventors Day (IID) 2024 yang diselenggarakan oleh Indonesian Innovation Promotion Association (INNOPA). Event ini mulai tgl 27-31 Agustus 2024 di Hotel Aston Denpasar Bali. Asosiasi ini merupakan organisasi ini berfokus pada bidang keinovasian dan mengembangkan, serta mempromosikan produk inovasi melalui kompetisi dan eksebisi inovasi internasional. Event ini diselenggarakan oleh INNOPA kerjasama dengan Badan Riset Denpasar Bali. Peserta hampir dua ribu peserta yang di ikuti oleh 25 negara. Ada dua kategori tingkat SD dan SMP bidang sains. Sedangkan SMA dan Universitas bidak teknologi. Desain lomba tidak jauh beda dengan olimpiade penelitian siswa (OPSI) atau ajang lomba yang diselenggarakan Internasional Young Science Asosiation (IYSA).  Yang berbeda antara IYSA dengan INNOPA, nilai Great di lembaga perpusnas lebih tinggi INNOPA. Kompetisi yang digagas INNOPA setahun

Pembegalan Konstitusi

Gambar
Foto: sumber majalah tempo Pembegalan Konstitusi  Oleh: Sriyanto  Titik Terang Demokrasi rasanya tertutup kabut gelap, akibat langkah elit politik dan penguasa. Dengan waktu cepat pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Para elite politik melalui Badan legislatif DPR RI mengodok Undang-undang Pilkada secara kilat. Intinya menolak putusan MK.  Melihat kondisi ini sangat ironis karena secara hirarkis, putusan MK yang menguji UU Pilkada terhadap UUD 1945 jelas lebih tinggi dibandingkan putusan MA yang menguji peraturan KPU (PKPU) terhadap UU Pilkada. Keputusan Baleg DPR RI untuk mengikuti putusan MA bahkan diambil hanya dalam hitungan menit, tanpa keragaman argumentasi dari partai politik. Tak ada bedanya dengan putusan MA itu sendiri yang diteken secara kilat oleh para hakim agung: hanya 3 hari. Juga nyaris persis dengan skandal Putusan MK yang diputus secara instan buat menguntungkan Gibran. Ditolaknya putusan MK soal syarat usia minimum calon kepala daerah dapat menjadi ka

Titik Terang Demokrasi

Gambar
http//jambisatu.id Titik Terang Demokrasi  Oleh: Sriyanto  Putusan terbaru Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi titik terang demokrasi. Melalui Putusan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024 mengubah ambang batas (treshold) pencalonan calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah.  Rasanya MK menyamakan syarat pencalonan dengan calon independen. Salah satu putusanya, Jika Provinsi dengan jumlah penduduk yang termuat pada daftar pemilih tetap lebih dari 6 juta jiwa sampai 12 juta jiwa, partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu harus memeroleh suara sah paling sedikit 7,5% di provinsi tersebut.  Keputusan ini berdampak pada peta politik pada seluruh daerah. Meniadakan lawan kotak kosong atau calon Bonek jalur independen. Partai politik tidak lagi terpasung 20% suara diparlemen. Partai politik yang memiliki batas mininal 7,5 persen sudah mencalonkan sendiri dalam Pilkada. Seperti halnya di Jakarta, partai PDI Perjuangan yang awalnya ditinggal semua partai politik, dan hamp

Titik Nadir Demokrasi

Gambar
*Titik Nadir Demokrasi* Oleh: Sriyanto Melihat perkembangan ekskalasi politik akhir-akhir ini, rasanya demokrasi pada titik nadir. Mengapa demikian karena peran partai politik sebagai wadah aspirasi rakyat dibajak oleh penguasa untuk mempertahankan kekuasaannya.  Fenomena ini nampak secara gamblang yang terjadi pada partai Golkar. Golkar partai terbesar, Partai pemenang pemilu kedua, akhirnya tumbang. Hal ini ditandai mundurnya Ketua umum Airlangga Hartanto. Tanpa ada badai, tanpa ada hujan tiba-tiba mengundurkan diri. Rumornya yang menumbangkan pohon Beringin adalah tukang kayu. Dan operasi itu sudah di skenario jauh-jauh hari. Konon katanya nanti, Tukang kayu itu menjadi ketua pembina yang memiliki kekuasaan penuh di tubuh Golkar. Atau Wapres terpilih menyusup struktur pada partai Golkar.  Kepentingannya apa menguasai Golkar? Berdasarkan wacana yang berkembang dan para analisis politik, Paling tidak ada tiga alasan. Pertama, Rekrutmen Politik. Demokrasi di Indonesia, Part

Fokus Pada Proses

Gambar
Fokus Pada Proses  Oleh: Sriyanto  Ada pepatah, "Jika berfokus pada hasil,  tidak akan pernah berubah. Jika fokus pada proses, akan mendapatkan hasilnya." Coba mari kita renungkan pelan-pelan, pepatah diatas, dalam aktivitas apapun jika yakin pada proses, tinggal menunggu hasilnya. Apabila hasilnya yang diingkan lebih dahulu, akan tidak punya pengalaman dalam proses menjadi hasil. Hal ini menjadikan proses lebih utama daripada hasil. Misalkan dalam hal pendampingan pembuatan karya ilmiah di sekolah. Tahapan proses harus dilakukan oleh semua siswa agar memiliki pengalaman, bagaimana memahami karya ilmiah, menyusun judul sampai tahapan penelitian dan menyusun laporan. Pekan kemarin dalam program INSPIRE (Innovate Student Project In Resecrh) memasuki tahapan ketiga. Pembekalan Materi Karakteristik Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan bidang Teknologi oleh guru-guru spesial di bidangnya.  Harapan dari kegiatan ini bertujuan untuk m